Olimoiade Sains Nasional, yang berlangsung dari tanggal 2 hingga 7 september 2012, di Jakarta telah selesai dilaksanakan. Olimpiade Sains Nasional diikuti oleh seluruh SMA dari terbaik dari setiap propinsi di Indonesia. Propinsi Sulawesi Selatan mengikutsertakan beberapa sekolah sebagai hasil seleksi tingkat kabupaten kota, dan salah satu pesertany adalah SMA Katolik Rajawali yang menyertakan 10 orang siswa mewakili masing-masing bidang studi yang dilombakan. Sekolah Menengah Atas yang paling banyak mengirimkan utusan ke OSN tingkat nasional mewakili propinsi Sulawesi Selatan dalam tiga tahun terakhir.
Selama pelaksanaan kompetisi olimpiade sain nasional dilaksanakan SMAK Rajawali sering mewakili Sulsel umumnya dan khususnya Kota Makassar, di Medan berhasil membawa medali emas, perak dan perunggu/ OSN Menado berhasil meraih medali Emas untuk pelajaran Ekonomi, Perak dan perunggu. Pelaksanaan OSN Jakarta, SMA Katolik Rajawali, lagi-lagi membawa 6 medali yaitu 1 perak dan 5 perunggu. Prestasi yang diukir SMAK Rajawali tentu saja menjadi kebanggaan propinsi Sulawesi Selatan umumnya dan khususnya kota Makassar. Chara akrab disapa untuk mewakili nama SMAK Rajawali kerap berjuang untuk mengharumkan nama sulawesi selatan bersama dengan beberapa sekolah SMANegeri lain seperti SMAN 17 Makassar, SMAN Unggulan Malino Gowa dan SMA Negeri Pare-Pare, dan misi itu telah tercapai dengan menghasilkan prestasi yang membanggakan masyarakat Sulawesi Selatan umumnya dan khususnya kota Makassar.
Perhatian pemerintah propinsi dan kota Makassar dalam mengapresiasi hasil perjuangan anak-anak bangsa yang dididik pada Chara sangat minim, setidaknya dalam upacara penyambutan kedatangan para srikandi yang baru saja berhasil berjuang mengharumkan nama daerah.
Kalau pemerintah minim perhatian, tidak demikian dengan Yayasan Joseph Yeemye sebagai penyelenggara pendidikan Chara, kedatang para siswa/i disambut dengan antusias bersama dengan pimpinan sekolah Sr.Leonie Taroreh JMJ. Kedatangan para siswa/i peraih medali disambut dengan upacara khusus sebagai bentuk apresiasi terhadap hasil perjuangan para siswa/i.
Dalam sambutannya kepala perwakilan Yayasan Joseph Yeemye Bapak Johanes Paru,BA dan pimpinan sekolah Sr Leonie Taroreh JMJ, memberi penghargan kepada para siswa/i yang berhasil membawa medali dengan membebaskan mereka dari pembayaran uang sekolah mulai bulan September 2012 hingga selesai studi di Chara, ini demi untuk memotivasi para siswa lain di Chara agar lebih memacu diri untuk belajr lebih giat, sehingga dapat meringankan beban orang tua dalam membayar uang sekolahdi Chara. Para peraih medali merasa sangat gembira dengan apresiasi pihak yayasan yang perhatiannya sangat luar biasa untuk mereka.
Perhatian untuk guru. Kesuksesesn para siswa/i Chara diajang OSN nasional tidak terlepas dari kerja keras para guru yang ada di Chara. Sayangnya lagi-lagi perhatian dari pemerintah khususnya diknas propinsi dan kota Makassar sangat minim. Dari 52 guru yang ada di Chara baru 20 orang yang sudah sertifikasi. Tunjangan fungsional yang katanya ada untuk guru, hingga saat in para guru Chara belum mendapatkannya. Genaplah sudah predikat Chara" SEGUDANG PRESTASI TAPI MINIM PERHATIAN DARI PEMERINTAH"
Kamis, 27 September 2012
Minggu, 23 September 2012
Universary Wasewengke Independence Day
4 Juli 2011, sebuah dusun tepatnya disebut kampung Ri,i Wasewengke berhasil keluar dari isolasi geografis meski jarakanya hanya kurang lebih 12 km dari ibu kota kabupaten Manggarai- Ruteng. Penduduk setempat menyebutnya hari kemerdekaan Wasewengke karena barulah tanggal tersebut jalan raya yang menhubungkannya dengan berbagai kampung dan desa lain termasuk jalaur menuju ibu kota bisa diakses oleh kendaraan roda 2 dan roda empat.
Perjuangan yang dilakukan berabad-abad lamanya kini menjadi kenyataan, tak terhitung jumlahnya generasi yang telah merindukan adanya saran jalan, listrik, MCK, kini semuanya sudah tercapai dan dinikmati oleh generasi sekarang.
Tak ada sebuah perjuangan yang tidak ada hasil itulah kata dari seorang generasi muda sebagai kepala desa dari desa Beo Rahong, Vitalis Jempai yang kebetulan berasal dari kampung Wasewengke. Atas usaha dan kerja kerasnya melobi aparat pemerintah sehingga dana pembangun desa bisa dialokasikan untuk desa Beo Rahong khususnya untuk anak kampung Ri,i Wasewengke.
Pejuangan bermula dari perjumpaan anatara Bapak Kanisius Guntur dengan anggota DPRD Manggarai Anselmus Odi tanggal 10 Juli 2010, dimana dalam bicang tersebut disampaikan bahwa sebuah kampung yang jarak dari ibu kota kabupaten hanya kurang lebih 12 km tidak tersentuh oleh pembangunan fisik, khususnya jalan raya dan penerangan listrik. Meski di kampungyang bersangkutan sudah sekolah dasar, tapi guru yang mengajar disiut tidak mau berdomisili disana karena dipandang sebagai daerah terpencil. Bukti keterpencilannya adalah guru yang mengajar disana mendapat tunjang daerah terpencil. Bapak Anselmus rupanya terenyuh hatinya dan langsung menelpon rekannya di dinan Perancang Pembangunan Daerah dan memasukkan kampung tersebut sebagai salah satu prioritas pembangunan sarana jalan untuk tahun anggaran 2011.
Tanggal 4 Juli 2011, melalui Bapak Bupti Manggarai Drs Cristian Rotok, meresmikan penggunaan sarana jalan dan MCK di Wasewengke.
Profisiat untuk kemeredekaan warga Ri,i Wasengke Desa Beo Rahong Kab.Manggarai NTT.
Perjuangan yang dilakukan berabad-abad lamanya kini menjadi kenyataan, tak terhitung jumlahnya generasi yang telah merindukan adanya saran jalan, listrik, MCK, kini semuanya sudah tercapai dan dinikmati oleh generasi sekarang.
Tak ada sebuah perjuangan yang tidak ada hasil itulah kata dari seorang generasi muda sebagai kepala desa dari desa Beo Rahong, Vitalis Jempai yang kebetulan berasal dari kampung Wasewengke. Atas usaha dan kerja kerasnya melobi aparat pemerintah sehingga dana pembangun desa bisa dialokasikan untuk desa Beo Rahong khususnya untuk anak kampung Ri,i Wasewengke.
Pejuangan bermula dari perjumpaan anatara Bapak Kanisius Guntur dengan anggota DPRD Manggarai Anselmus Odi tanggal 10 Juli 2010, dimana dalam bicang tersebut disampaikan bahwa sebuah kampung yang jarak dari ibu kota kabupaten hanya kurang lebih 12 km tidak tersentuh oleh pembangunan fisik, khususnya jalan raya dan penerangan listrik. Meski di kampungyang bersangkutan sudah sekolah dasar, tapi guru yang mengajar disiut tidak mau berdomisili disana karena dipandang sebagai daerah terpencil. Bukti keterpencilannya adalah guru yang mengajar disana mendapat tunjang daerah terpencil. Bapak Anselmus rupanya terenyuh hatinya dan langsung menelpon rekannya di dinan Perancang Pembangunan Daerah dan memasukkan kampung tersebut sebagai salah satu prioritas pembangunan sarana jalan untuk tahun anggaran 2011.
Tanggal 4 Juli 2011, melalui Bapak Bupti Manggarai Drs Cristian Rotok, meresmikan penggunaan sarana jalan dan MCK di Wasewengke.
Profisiat untuk kemeredekaan warga Ri,i Wasengke Desa Beo Rahong Kab.Manggarai NTT.
Wasewengke Independence Day
Menjadi pejabat, impian setiap orang. Jika ditanya
mengapa menjadi impian karena apapun yang diinginkan semuanya tersedia. Akan
tetapi tanggung jawabnya sangat berat, seperti kesejahteraan rakyat menjadi
taruhan yang harus diperjuangkan untuk dipenuhi. Ukuran kesejahteraan rakyat
tidak semata-mata dilihat dari aspek menurunnya angka kemiskinan, tapi
parameter lain adalah terbukanya isolasi
wilayah sehingga akses kedaerah yang
bersangkutan menjadi lebih mudah, cepat, untuk perubahan peluang hidup. Tanggung
jawab itulah yang dilakukan Bupati Rotok untuk
menyusur lorong-lorong rumah diperkampungan untuk memastikan keterbukaan perkampungan dari
isolasi geografis yang diderita masyarakatnya selama ini. Kehadiran Rotok dinantikan oleh masyarakat
dimana ia berkunjung, terbukti diterima dengan tuak kepok dan manuk kapu di kampung
Ri,i Waesengke desa Beo Rahong kecmatan Ruteng.
Tanggal 4 Juli 2011, Bupati Rotok menyusuri perkampungan di 2 kecamatan yaitu kecamatan Ruteng dan kecamatan Lelak. Beliau menyusuri kampung-kampung yang selama berabad-abad belum terbuka isolasi geografisnya, meski jarak hanya 16 – 18 km dari ibu kota kabupaten Manggarai, suatu ironi. Bupati Rotok sosok anak desa yang berhasil diperkotaan, kembali ke desa untuk membuka isolasi desanya meski bukan kampung asalnya. Rotok sosok pemimpin yang lahir dari desa, kembali membangun desa setelah menjadi penentu kebijakan di daerah Manggarai. Rotok membawa sejumlah informasi yang memotivasi masyarakat dimana perkampungan yang disinggahinya. Hal yang menarik dari Rotok adalah sharing informasi yang disaksikannya di perkampungan lain seperti panen tanaman Haliah di desa Ketang diamana hasilnya sangat memuaskan, yaitu ada yang menghasilkan 25 – 40 ton perhektar. Panenan yang berhasil dipanen saat Rotok berkunjung adalah 350 ton dengan harga kisaran Rp 5000 – 6000 /kg artinya pendapatan mereka sebesar Rp 2.1000.000,- ( 2, 1 miliar rupiah). Suatu hasil yang sangat membanggakan masyarakat di wilayah kecamatan lelak khususnya dan masyarakat Manggarai umumnya. Sharing tersebut dilakukan Rotok saat beridialog dengan tu’a gendang Ri’i desa Beo Rahong kecamatan Ruteng. Di rumah gendang tersebut Rotok banyak menyampaikan motivasi kepada masyarakat kampung Ri’i Wasewengke, yang kondisi daerahnya minus seperti didaerah Ketang tapi masyarakatnya kreatif dan inovatif. Karena itu Rotok membuka isolasi perkampungan ini dengan membuka jalan raya beraspal yang melewati kampung ini. Keluhan masyarakat ditampungnya, untuk dicarikan solusinya. Masalah yang paling banyak disoroti masyarakat adalah masalah penerangan (listrik). Dalam jawabannya Rotok mengatakan ada 2 solusi yang dapat dilakukan pemerintah kabupaten Manggarai untuk masalah ini yaitu pertama sambungan lstrik tenaga surya, dimana masyarakat harus membuka rekening tabungan dengan nominal Rp 500.000,-/tahun di Bank NTT, PLN memasang instalasi listrik tenaga surya, tanggung jawabnya ada dipihak PLN kabupaten Manggarai. Kedua, Listrik tenaga Uap Ulumbu, yang bisa memenuhi kebutuhan listrik untuk daratan Flores. Listrik tenaga uap ini diperkirakan beroperasi kira-kira bulan nopember 2011, kata Rotok dengan semangat. Pada penutupan acara kunjungan tersebut Rotok memberikan pekerjaan rumah kepada tu’a gendang Ri’i, agar sarana jalan yang dibangun ini, harus ada nilai manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dikampung ini, dengan menciptkan komoditas unggulan untuk dipasarkan kepada masyarakat umum, sehingga roda ekonominya bisa tumbuh dengan cepat. Selain itu Rotok juga memberikan sumbangan untuk perbaikan rumah gendang Ri,i Wasewengke berupa semen dan pasir, yang akan diserahkan setelah tua golo Ri’i Wasewengke menyampaikan kepastian pelaksanaan renovasi rumah gendang tersebut
Selasa, 04 September 2012
IDULFITRI SAMBIL
MEMBANGUN KOMUNITAS BASIS LEWAT GERAKAN
PEMBERDAYAAN CREDIT UNION DI DAERAH PEDESAAN.
Tim pemberdayaan
komunitas Basis dari gerakan pemberdayaan Credit Union Mekar Kasih Makassar ke daerah pengembangan CUMK di Baras Mamuju Utara. Berangkat
dari Makassar, tgl 20 Agustus 2012 Jam 08.30 dari Kantor Pusat CUMK menunju Bandara Hasanuddin, tiba jam
08.55. Cek in langsung ke Bandara jam
08.57 wita langsung menuju ruang tunggu gate 2. Di ruang tunggu kami
bertemu dengan romo John Dacunha yang kebetulang mau berangkat ke Maumere. Kami
bincang-bincang dengan beliau termasuk salah satunya soal kayu kalapi. Beliau
mengatakan bahwa nama Kalapi itu adalah bahasa Toraja, sedangkan di Baras
dikenal dengan nama kayu Barada. Romo John adalah salah satu pastor perintis
pendirian paroki Baras, beliau berkisah banyak tentang suka duka kehidupan di
Baras yang beliau jalani selama 8 tahun menjadi pastor paroki Baras. Kami
berpisah dengan beliau setelah kami mendapat informasi bahwa penumpang pesawat
Sriwijaya Air tujuan Palu segera naik ke Pesawat. Saat iut Waktu menunjukkan
pukul 09.35 wita. Tiba di Bandara
Mutiara Palu jam 10.45 wita, kami sudah ditunggu oleh kepala TP Baras Bapak
Martin dengan pak Jhoni awak mobil yang mengantar kami menuju Baras. Di Palu kami sempat jalan-jalan mengunjungi
tempat penjualan kayu Kalapi yang sudah
dikunjungi sebelumnya oleh kepala TP Baras bpk Martin, sayangnya semua tempat
penjualan kayu yang kami kunjungi tutup karena perjalanan kami kebetulan hari
ke dua perayaan Idulfitri 1433 Hijrah. Selanjutnya kami mencari rumah makan,
maklum jam sudah menunjukan pkl 12.45 menit, sayangnya rumah makan yang kami
rencanakan tempat mengganjal perut masih tutup, selanjutnya kami meluncur ke
rumah makan Kawanua, kebetulan satu-satunya rumah makan yang terbuka siang itu.
Jadilah kami mengganjal perut disitu.
Selesai makan siang di Kawanua kami melanjutkan perjalanan menuju Baras
tempat tujuan akhir kami. Dalam perjalanan
menuju Baras suasana jalanan cukup
lengang, yang terlihat adalah kendaraan roda dua yang digunakan oleh para
pesiarah silaturahmi, sehingga waktu perjalanan
kami cukup singkat waktunya dari sebelummnya ditempuh dengan waktu 4 jam
dari Palu ke Baras menjadi hanya 3 jam.
Kami tiba di Baras jam 17.05 di rumah aktivis Credit Union Mekar Kasih
TP Tebar Kasih Baras. Dari rumah beliau
kami menuju ke pastoran paroki Baras
untuk istirahat malam.
Tanggal 21 pagi kami mengadakan
brifing dengan para aktivis TP(tempat
pelayanan) Baras terkait denga masalah
pembangunan kantor permanen tempat
pelayanan . Dari jam 09.15 hingga jam
11.45 kami mengecek secara detail bagian
per bagian dari bangunan yang tengah
dibangun. Ada 8 poin yang menjadi temuan
kami yang dibangun tidak sesuai dengan kesepakatan dengan pihak kontraktor.
Sayangnya hasil temuan tersebut belum bisa langsung dikonfirmasi kepada pihak
kontraktor sebagai pelaksana pekerjaan karena tidak bersama dengan kami ke
lokasi bangunan. Kami sepakat membuat
jadwal pertemuan untuk membicarakan berbagai temuan tadi yaitu jam 20.00 wita malam hari. Setelah
kunjungan ke lokasi bangunan kami istirahat sambil menjolok buah kelapa
muda milik paroki. Dahagapun terpuaskan setelah meneguk air kelapa muda yang
enak. Setelah menikmati air kelapa muda
kami mengisi kampung tengah , selanjutnya
ada anggota tim yang istirahat siang ada juga satu anggota tim kami
kebetulan satu-satunya cewek cantik seorang ibu dokter Maya yang mengontrol manajemen pengelolaan CU
MK TP Baras. Tepat jam 20.00 wita kami
melaksanakan rapat dengan seluruh tim
pembanguan, para komite dan staf CU MK
TP Tebar Kasih Baras. Rapat berjalan
sangat baik bahkan cendrung jenaka
sambil tidak melupakan substansi apa yang menjadi fokus pembicaraan. Banyak
masukkan dari manajemen dan para komite
yang konstruktif untuk
peningkatan kinerja gerakan pemberdayaan ini. Pertemuan selesai jam 23.00 wita.
Tanggal 22
Agustus kami balik dari Baras untuk kembali ke Makassar, jam 07.30
wita menuju kota Palu. Di Palu kami singgah di CU Mekar Kasih TP Mosinggani
Palu yang baru didirikan pada bulan Juni
2012. Setelah itu kami balik ke Makassar
dengan penerbangan sore hari via armada
Lion Air.
Langganan:
Postingan (Atom)