Kamis, 27 September 2012

SMA KATOLIK RAJAWALI, SEGUDANG PRESTASI MINIM PERHATIAN

       Olimoiade Sains Nasional, yang berlangsung dari tanggal  2 hingga 7 september 2012, di Jakarta telah selesai dilaksanakan.  Olimpiade Sains Nasional diikuti oleh seluruh SMA dari terbaik dari setiap propinsi di Indonesia. Propinsi Sulawesi Selatan mengikutsertakan beberapa sekolah sebagai hasil seleksi tingkat kabupaten kota, dan salah satu pesertany adalah SMA Katolik Rajawali yang menyertakan 10 orang siswa mewakili masing-masing bidang studi yang dilombakan. Sekolah Menengah Atas yang paling banyak mengirimkan utusan ke OSN tingkat nasional mewakili propinsi Sulawesi Selatan dalam tiga tahun terakhir.

     Selama pelaksanaan kompetisi olimpiade sain nasional dilaksanakan SMAK Rajawali sering mewakili Sulsel umumnya dan khususnya Kota Makassar, di Medan berhasil membawa medali emas, perak dan perunggu/ OSN Menado berhasil meraih medali Emas untuk pelajaran Ekonomi, Perak dan perunggu. Pelaksanaan OSN Jakarta, SMA Katolik Rajawali, lagi-lagi membawa 6 medali yaitu 1 perak dan 5 perunggu. Prestasi yang diukir SMAK Rajawali tentu saja menjadi kebanggaan propinsi Sulawesi Selatan umumnya dan khususnya kota Makassar. Chara akrab disapa untuk mewakili nama SMAK Rajawali kerap berjuang untuk mengharumkan nama sulawesi selatan bersama dengan beberapa sekolah SMANegeri lain seperti SMAN 17 Makassar, SMAN Unggulan Malino Gowa dan SMA Negeri Pare-Pare,  dan misi itu telah tercapai dengan menghasilkan prestasi yang membanggakan masyarakat Sulawesi Selatan umumnya dan khususnya kota Makassar.

     Perhatian pemerintah propinsi dan kota Makassar dalam mengapresiasi hasil perjuangan anak-anak bangsa yang dididik pada Chara sangat minim, setidaknya dalam upacara penyambutan kedatangan para srikandi yang baru saja berhasil berjuang mengharumkan nama daerah.
Kalau pemerintah minim perhatian, tidak demikian dengan Yayasan Joseph Yeemye sebagai penyelenggara pendidikan Chara, kedatang para siswa/i disambut dengan antusias bersama dengan pimpinan sekolah Sr.Leonie Taroreh JMJ. Kedatangan para siswa/i peraih medali disambut dengan upacara khusus sebagai bentuk apresiasi terhadap hasil perjuangan para siswa/i.
Dalam sambutannya kepala perwakilan Yayasan Joseph Yeemye Bapak Johanes Paru,BA dan pimpinan sekolah Sr Leonie Taroreh JMJ, memberi penghargan kepada para siswa/i yang berhasil membawa medali dengan membebaskan mereka dari pembayaran uang sekolah mulai bulan September 2012 hingga selesai studi di Chara, ini demi untuk memotivasi para siswa lain di Chara agar lebih memacu diri untuk belajr lebih giat, sehingga dapat meringankan beban orang tua dalam membayar uang sekolahdi Chara. Para peraih medali merasa sangat gembira dengan apresiasi pihak yayasan yang perhatiannya sangat luar biasa untuk mereka.
Perhatian untuk guru. Kesuksesesn para siswa/i Chara diajang OSN nasional tidak terlepas dari kerja keras para guru yang ada di Chara. Sayangnya lagi-lagi perhatian dari pemerintah khususnya diknas propinsi dan kota Makassar sangat minim. Dari 52 guru yang ada di Chara baru 20 orang yang sudah sertifikasi. Tunjangan fungsional yang katanya ada untuk guru, hingga saat in para guru Chara belum mendapatkannya. Genaplah sudah predikat Chara" SEGUDANG PRESTASI TAPI  MINIM PERHATIAN DARI PEMERINTAH"

Minggu, 23 September 2012

Universary Wasewengke Independence Day

4 Juli 2011, sebuah dusun tepatnya disebut kampung Ri,i Wasewengke  berhasil keluar dari isolasi geografis meski jarakanya hanya kurang lebih 12 km dari ibu kota kabupaten Manggarai- Ruteng. Penduduk setempat menyebutnya hari kemerdekaan Wasewengke karena barulah tanggal tersebut jalan raya yang menhubungkannya dengan berbagai kampung dan desa lain termasuk jalaur menuju ibu kota bisa diakses oleh kendaraan roda 2 dan roda empat.

Perjuangan yang dilakukan berabad-abad lamanya kini menjadi kenyataan, tak terhitung jumlahnya generasi yang telah merindukan adanya saran jalan, listrik, MCK, kini semuanya sudah tercapai dan dinikmati oleh generasi sekarang.

Tak ada sebuah perjuangan yang tidak ada hasil itulah kata dari seorang generasi muda sebagai kepala desa dari desa Beo Rahong, Vitalis Jempai yang kebetulan berasal dari kampung Wasewengke. Atas usaha dan kerja kerasnya melobi aparat pemerintah sehingga dana pembangun desa bisa dialokasikan untuk desa Beo Rahong khususnya untuk anak kampung Ri,i Wasewengke.

Pejuangan bermula dari perjumpaan anatara Bapak Kanisius Guntur dengan anggota DPRD Manggarai Anselmus Odi tanggal 10 Juli 2010, dimana dalam bicang tersebut disampaikan bahwa sebuah kampung yang jarak dari ibu kota kabupaten hanya kurang lebih 12 km tidak tersentuh oleh pembangunan fisik, khususnya jalan raya dan penerangan listrik. Meski di kampungyang bersangkutan sudah sekolah dasar, tapi guru yang mengajar disiut tidak mau berdomisili disana karena dipandang sebagai daerah terpencil. Bukti keterpencilannya adalah guru yang mengajar disana mendapat tunjang daerah terpencil. Bapak Anselmus rupanya terenyuh hatinya dan langsung menelpon rekannya  di dinan Perancang Pembangunan Daerah dan memasukkan kampung tersebut sebagai salah satu prioritas pembangunan sarana jalan untuk tahun anggaran 2011.

Tanggal 4 Juli 2011, melalui Bapak Bupti Manggarai Drs Cristian Rotok, meresmikan penggunaan sarana jalan dan MCK di Wasewengke.

Profisiat untuk kemeredekaan warga Ri,i Wasengke Desa Beo Rahong Kab.Manggarai NTT.

Wasewengke Independence Day


Menjadi pejabat, impian setiap orang. Jika ditanya mengapa menjadi impian karena apapun yang diinginkan semuanya tersedia. Akan tetapi tanggung jawabnya sangat berat, seperti kesejahteraan rakyat menjadi taruhan yang harus diperjuangkan untuk dipenuhi. Ukuran kesejahteraan rakyat tidak semata-mata dilihat dari aspek menurunnya angka kemiskinan, tapi parameter lain adalah  terbukanya isolasi wilayah  sehingga akses kedaerah yang bersangkutan menjadi lebih mudah, cepat, untuk perubahan peluang hidup. Tanggung jawab itulah yang dilakukan Bupati Rotok untuk  menyusur lorong-lorong rumah diperkampungan  untuk memastikan keterbukaan perkampungan dari isolasi geografis yang diderita masyarakatnya selama ini.  Kehadiran Rotok dinantikan oleh masyarakat dimana ia berkunjung, terbukti diterima dengan tuak kepok dan manuk kapu di kampung Ri,i Waesengke desa Beo Rahong kecmatan Ruteng.

Tanggal 4 Juli 2011, Bupati Rotok menyusuri perkampungan di 2 kecamatan  yaitu kecamatan Ruteng dan kecamatan Lelak. Beliau menyusuri kampung-kampung yang selama berabad-abad  belum terbuka isolasi geografisnya, meski jarak hanya 16 – 18 km dari ibu kota kabupaten Manggarai, suatu ironi. Bupati Rotok sosok anak desa yang berhasil diperkotaan,  kembali ke desa untuk membuka isolasi desanya meski bukan kampung asalnya.  Rotok sosok pemimpin yang lahir dari desa, kembali membangun desa setelah menjadi penentu kebijakan di daerah Manggarai.  Rotok membawa sejumlah informasi yang memotivasi masyarakat dimana perkampungan yang disinggahinya.  Hal yang menarik dari Rotok adalah sharing informasi yang disaksikannya di perkampungan lain  seperti panen tanaman  Haliah di desa Ketang diamana hasilnya sangat memuaskan, yaitu  ada yang menghasilkan  25 – 40 ton perhektar. Panenan yang berhasil dipanen saat Rotok berkunjung adalah  350 ton dengan harga  kisaran Rp  5000 – 6000 /kg artinya pendapatan mereka sebesar  Rp 2.1000.000,- ( 2, 1 miliar rupiah). Suatu hasil yang sangat membanggakan masyarakat di wilayah kecamatan lelak khususnya dan masyarakat Manggarai umumnya.  Sharing tersebut dilakukan Rotok saat beridialog dengan tu’a gendang Ri’i desa Beo Rahong kecamatan Ruteng. Di rumah gendang tersebut Rotok banyak menyampaikan motivasi kepada masyarakat kampung Ri’i Wasewengke, yang kondisi daerahnya minus seperti didaerah Ketang tapi masyarakatnya kreatif dan inovatif.  Karena itu Rotok membuka isolasi perkampungan ini dengan membuka jalan raya beraspal yang melewati kampung ini.  Keluhan masyarakat ditampungnya, untuk dicarikan solusinya.  Masalah yang paling banyak disoroti masyarakat adalah masalah penerangan (listrik). Dalam jawabannya Rotok mengatakan ada 2 solusi yang dapat dilakukan pemerintah kabupaten Manggarai untuk masalah ini yaitu  pertama sambungan lstrik tenaga surya, dimana masyarakat  harus membuka rekening tabungan dengan nominal Rp 500.000,-/tahun di Bank NTT, PLN memasang instalasi listrik tenaga surya, tanggung jawabnya ada dipihak PLN kabupaten Manggarai. Kedua, Listrik tenaga Uap Ulumbu, yang bisa memenuhi kebutuhan listrik untuk daratan Flores.  Listrik tenaga uap ini diperkirakan beroperasi kira-kira bulan nopember 2011, kata Rotok  dengan semangat. Pada penutupan acara kunjungan tersebut Rotok memberikan pekerjaan rumah kepada tu’a gendang Ri’i, agar sarana jalan yang dibangun ini, harus ada nilai manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dikampung ini, dengan menciptkan komoditas unggulan untuk dipasarkan kepada masyarakat umum, sehingga roda ekonominya bisa tumbuh dengan cepat. Selain itu Rotok juga memberikan sumbangan  untuk perbaikan rumah gendang Ri,i Wasewengke  berupa  semen dan pasir, yang akan diserahkan setelah tua golo Ri’i Wasewengke menyampaikan kepastian pelaksanaan renovasi rumah gendang tersebut

Selasa, 04 September 2012



IDULFITRI SAMBIL MEMBANGUN  KOMUNITAS BASIS LEWAT GERAKAN PEMBERDAYAAN CREDIT UNION DI DAERAH PEDESAAN.

Tim pemberdayaan komunitas Basis dari gerakan pemberdayaan Credit Union Mekar Kasih Makassar ke daerah pengembangan CUMK di Baras Mamuju Utara. Berangkat dari Makassar, tgl 20 Agustus 2012 Jam 08.30 dari Kantor Pusat  CUMK menunju Bandara Hasanuddin, tiba jam 08.55.  Cek in langsung ke Bandara jam 08.57 wita  langsung menuju  ruang tunggu gate 2. Di ruang tunggu kami bertemu dengan romo John Dacunha yang kebetulang mau berangkat ke Maumere. Kami bincang-bincang dengan beliau termasuk salah satunya soal kayu kalapi. Beliau mengatakan bahwa nama Kalapi itu adalah bahasa Toraja, sedangkan di Baras dikenal dengan nama kayu Barada. Romo John adalah salah satu pastor perintis pendirian paroki Baras, beliau berkisah banyak tentang suka duka kehidupan di Baras yang beliau jalani selama 8 tahun menjadi pastor paroki Baras. Kami berpisah dengan beliau setelah kami mendapat informasi bahwa penumpang pesawat Sriwijaya Air tujuan Palu segera naik ke Pesawat. Saat iut Waktu menunjukkan pukul  09.35 wita. Tiba di Bandara Mutiara Palu jam 10.45 wita, kami sudah ditunggu oleh kepala TP Baras Bapak Martin dengan pak Jhoni awak mobil yang mengantar kami menuju Baras.  Di Palu kami sempat jalan-jalan mengunjungi tempat penjualan kayu  Kalapi yang sudah dikunjungi sebelumnya oleh kepala TP Baras bpk Martin, sayangnya semua tempat penjualan kayu yang kami kunjungi tutup karena perjalanan kami kebetulan hari ke dua perayaan Idulfitri 1433 Hijrah. Selanjutnya kami mencari rumah makan, maklum jam sudah menunjukan pkl 12.45 menit, sayangnya rumah makan yang kami rencanakan tempat mengganjal perut masih tutup, selanjutnya kami meluncur ke rumah makan Kawanua, kebetulan satu-satunya rumah makan yang terbuka siang itu. Jadilah kami mengganjal perut disitu.  Selesai makan siang di Kawanua kami melanjutkan perjalanan menuju Baras tempat tujuan akhir kami.  Dalam perjalanan menuju Baras  suasana jalanan cukup lengang, yang terlihat adalah kendaraan roda dua yang digunakan oleh para pesiarah silaturahmi, sehingga waktu perjalanan  kami cukup singkat waktunya dari sebelummnya ditempuh dengan waktu 4 jam dari Palu ke Baras menjadi hanya 3 jam.  Kami tiba di Baras jam 17.05 di rumah aktivis Credit Union Mekar Kasih TP Tebar Kasih Baras. Dari  rumah beliau kami menuju ke  pastoran paroki Baras untuk istirahat malam.
Tanggal 21 pagi kami mengadakan brifing dengan para aktivis  TP(tempat pelayanan)  Baras terkait denga masalah pembangunan  kantor permanen tempat pelayanan . Dari jam 09.15  hingga jam 11.45 kami mengecek  secara detail bagian per bagian dari  bangunan yang tengah dibangun.  Ada 8 poin yang menjadi temuan kami yang dibangun tidak sesuai dengan kesepakatan dengan pihak kontraktor. Sayangnya hasil temuan tersebut belum bisa langsung dikonfirmasi kepada pihak kontraktor sebagai pelaksana pekerjaan karena tidak bersama dengan kami ke lokasi bangunan.  Kami sepakat membuat jadwal pertemuan untuk membicarakan berbagai temuan tadi yaitu  jam 20.00 wita malam hari.  Setelah  kunjungan ke lokasi bangunan kami istirahat sambil menjolok buah kelapa muda milik paroki. Dahagapun terpuaskan setelah meneguk air kelapa muda yang enak.  Setelah menikmati air kelapa muda kami mengisi kampung tengah , selanjutnya  ada anggota tim yang istirahat siang ada juga satu anggota tim kami kebetulan satu-satunya cewek cantik seorang ibu dokter  Maya yang mengontrol manajemen pengelolaan CU MK TP Baras.  Tepat jam 20.00 wita kami melaksanakan rapat dengan seluruh  tim pembanguan, para komite dan staf  CU MK TP Tebar Kasih Baras.  Rapat berjalan sangat  baik bahkan cendrung jenaka sambil tidak melupakan substansi apa yang menjadi fokus pembicaraan. Banyak masukkan dari manajemen dan para komite  yang konstruktif  untuk peningkatan kinerja gerakan pemberdayaan ini. Pertemuan selesai jam 23.00 wita.
Tanggal 22  Agustus kami balik dari Baras untuk kembali ke Makassar, jam 07.30 wita  menuju kota Palu. Di Palu  kami singgah di CU Mekar Kasih TP Mosinggani Palu yang baru didirikan pada bulan  Juni 2012.  Setelah itu kami balik ke Makassar dengan penerbangan sore hari via armada  Lion Air.