SUMMA
THEOLOGY
Thomas Aquinas dalam membuktikan
bahwa Tuhan benar-benar ada memberikan lima metode yang terdiri dari: 1)
prinsip pergerakan, 2) prinsip sebab akibat, 3) ketidakkekalan dan kekekalan,
4) derajat kesempunaan, 5) dari desain dunia ini dan tujuan akhir.
- Prinsip pergerakan
Pergerakan
terjadi di mana saja, kapan saja dan bisa diamati dalam kejadian sehari-hari.
Sebagai contohnya yakni saat mobil mogok, tetap bisa bergerak karena ditarik
oleh mobil derek. Namun mobil derek ini bias bergerak karena adanya koordibasi
sistim yang begitu rumit. Walaupun demikian, mobil derek tidak akan bisa
bergerak kalau tidak ada tangan manusia yang menjalankan sistim yang rumit dari
mobil derek. Tangan kita digerakkan oleh sistim kerja tubuh yang melibatkan milyaran
sel, dimana dikoordinasikan oleh otak. Namun siapa yang menggerakkan otak?
Karena ada kehidupan, ada jiwa yang yang tinggal di dalam tubuh manusia. Siapa
yang membuat kehidupan dan jiwa tetap bertahan…… dan seterusnya, sampai ada
suatu titik, kita dapat mengambil kesimpulan ada penggerak yang tidak
digerakkan oleh orang lain, karena Dia adalah sumber dari pergerakan itu.
Sumber pergerakan inilah yang dinamakan “TUHAN”.
- Prinsip sebab akibat
Semua orang
di dunia ini tahu kalau sesuatu terjadi dikarenakan oleh sesuatu. Prinsip ini
begitu sederhana, sehingga bayi pun dapat menerapkan prinsip ini. Bayi tahu
kalau dia lapar dia akan menangis. Dia tahu bahwa tangisannya akan menyebabkan
ibunya datang dan kemudian menyusuinya.
Ibu ini mau menyusui anaknya, walaupun hal itu terjadi pada pagi-pagi buta, itu
semua karena sang ibu menyayangi anaknya. Dia menyanginya karena anak itu
keluar dari rahimnya. Komitmen untuk membentuk rumah tangga dikarenakan
keingian untuk mendapatkan kebahagiaan. Dan kebahagiaan kalau ditelusuri
terus-menerus akan sampai pada suatu titik yang disebabkan oleh “uncaused cause”
atau penyebab yang tidak disebabkan oleh sesuatu yang lain. Sumber dari
penyebab inilah yang disebut Tuhan.
- Prinsip ketidakkekalan dan kekekalan
Pembuktian
ketiga ini adalah dari makhluk yang bersifat sementara dan yang kekal. Di dunia
ini, tidak mungkin semuanya bersifat sementara, karena kalau demikian maka ada
suatu waktu semuanya akan lenyap. Sebagai contoh, seandainya orang tua kita
berumur 70 tahun. Lalu kakek nenek kita berumur sapai 80-an tahun. Lalu kakek
dari kakek kita mungkin berumur 100 tahun lebih, dan seterusnya. Mau berapa
panjang usia nenek moyang kita tetap saja mereka pada saatnya pasti akan mati.
Apabila ditelusuri lebih lanjut maka akan berakhir pada manusia pertama yakni
Adam dan Hawa. Yang menjadi permasalahannya adalah bagaimana manusia pertama
itu bisa ada dan hidup? Tidak mungkin bisa ada dengan sendirinya. Sebab sesuatu
yang tidak ada tidak mungkin menghasilkan sesuatu yang nyata. Kesimpulannya,
bahwa semua meakhluk tidak kekal, maka harus ada “Makhluk lain” yang kekal da
tidak mungkin hilang. kekekalanNya membuat makhluk yang tidak kekal bertahan
dan memenuhi bumi, sehingga kehidupan tidak punah. Kekekalan yang tidak
disebabkan oleh yang lain inilah yang disebut “Tuhan, Sang Kekal”
- Derajat kesempurnaan
Pembuktian
keempat adalah dari sisi derajat kesempurnaan. Kalau kita amati, seua yag ada
di dunia ini memiliki tingkatannya masing-masing. Ada yang gelandangan,
sederhana, kaya, konglomerat, dsb. Kasih, kebajikan, keindahan, kebaikan,
semuanya ada tingkatannya. Peribahasa “kasih anak sepanjang galah, kasih ibu
sepanjang jalan”, secara tidak langsung menunjukkan ada tingkatan dan derajat
kasih. Jadi, semua tingkatan berpartisipasi dalam sesuatu yang tingkatannya
yang paling tinggi. Semua yang ada di dunia ini tidaklah sempurna, namun
semuanya ada karena partisipasi dalam sesuatu yang tingkatannya paling tinggi.
Tingkatan yang tertinggi inilah yang disebut “Tuhan, Sang Maha Sempurna.”
- Dari desain dunia ini dan tujuan akhir
Pembuktian
yag kelima ini adalah dari sisi desain dunia ini dan tujuan akhir ini adalah
sesuatu yang dapat dibuktikan di dalam hidup kita sehari-hari. Kita setiap hari
melihat jalan raya, jalan stapak, dsb.
Apakah mungkin kalau kita mengatakan bahwa jalan tersebut ada dengan
sendirinya, tanpa ada yang mendesain dan membangun. Semua terjadi karena ada
yang mendesain dan tidak mungkin terjad dengan sendirinya. Kalau kita percaya bahwa
rumah kita didesain oleh diri sendiri atau arsitek yang mendesainnya, bagaimana
dengan bumi ini, gaya gravitasinya, dan juga sistim tata surya? Apakah terjadi
dengan sendiriya? Desain alam semesta ini jauh lebih sulit daripada desain
rumah kita. Kalau kita percaya bahwa arsitek yang mendesain rumah kita maka
kita juga harus percaya bahwa Tuhan-lah yang mendesain bumi dan seluruh isinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar