Jumat, 24 Mei 2013

SUMMA THEOLOGY




SUMMA THEOLOGY
Thomas Aquinas dalam membuktikan bahwa Tuhan benar-benar ada memberikan lima metode yang terdiri dari: 1) prinsip pergerakan, 2) prinsip sebab akibat, 3) ketidakkekalan dan kekekalan, 4) derajat kesempunaan, 5) dari desain dunia ini dan tujuan akhir.
  1. Prinsip pergerakan
Pergerakan terjadi di mana saja, kapan saja dan bisa diamati dalam kejadian sehari-hari. Sebagai contohnya yakni saat mobil mogok, tetap bisa bergerak karena ditarik oleh mobil derek. Namun mobil derek ini bias bergerak karena adanya koordibasi sistim yang begitu rumit. Walaupun demikian, mobil derek tidak akan bisa bergerak kalau tidak ada tangan manusia yang menjalankan sistim yang rumit dari mobil derek. Tangan kita digerakkan oleh sistim kerja tubuh yang melibatkan milyaran sel, dimana dikoordinasikan oleh otak. Namun siapa yang menggerakkan otak? Karena ada kehidupan, ada jiwa yang yang tinggal di dalam tubuh manusia. Siapa yang membuat kehidupan dan jiwa tetap bertahan…… dan seterusnya, sampai ada suatu titik, kita dapat mengambil kesimpulan ada penggerak yang tidak digerakkan oleh orang lain, karena Dia adalah sumber dari pergerakan itu. Sumber pergerakan inilah yang dinamakan “TUHAN”.
  1. Prinsip sebab akibat
Semua orang di dunia ini tahu kalau sesuatu terjadi dikarenakan oleh sesuatu. Prinsip ini begitu sederhana, sehingga bayi pun dapat menerapkan prinsip ini. Bayi tahu kalau dia lapar dia akan menangis. Dia tahu bahwa tangisannya akan menyebabkan ibunya datang  dan kemudian menyusuinya. Ibu ini mau menyusui anaknya, walaupun hal itu terjadi pada pagi-pagi buta, itu semua karena sang ibu menyayangi anaknya. Dia menyanginya karena anak itu keluar dari rahimnya. Komitmen untuk membentuk rumah tangga dikarenakan keingian untuk mendapatkan kebahagiaan. Dan kebahagiaan kalau ditelusuri terus-menerus akan sampai pada suatu titik yang disebabkan oleh “uncaused cause” atau penyebab yang tidak disebabkan oleh sesuatu yang lain. Sumber dari penyebab inilah yang disebut Tuhan.
  1. Prinsip ketidakkekalan dan kekekalan
Pembuktian ketiga ini adalah dari makhluk yang bersifat sementara dan yang kekal. Di dunia ini, tidak mungkin semuanya bersifat sementara, karena kalau demikian maka ada suatu waktu semuanya akan lenyap. Sebagai contoh, seandainya orang tua kita berumur 70 tahun. Lalu kakek nenek kita berumur sapai 80-an tahun. Lalu kakek dari kakek kita mungkin berumur 100 tahun lebih, dan seterusnya. Mau berapa panjang usia nenek moyang kita tetap saja mereka pada saatnya pasti akan mati. Apabila ditelusuri lebih lanjut maka akan berakhir pada manusia pertama yakni Adam dan Hawa. Yang menjadi permasalahannya adalah bagaimana manusia pertama itu bisa ada dan hidup? Tidak mungkin bisa ada dengan sendirinya. Sebab sesuatu yang tidak ada tidak mungkin menghasilkan sesuatu yang nyata. Kesimpulannya, bahwa semua meakhluk tidak kekal, maka harus ada “Makhluk lain” yang kekal da tidak mungkin hilang. kekekalanNya membuat makhluk yang tidak kekal bertahan dan memenuhi bumi, sehingga kehidupan tidak punah. Kekekalan yang tidak disebabkan oleh yang lain inilah yang disebut “Tuhan, Sang Kekal”
  1. Derajat kesempurnaan
Pembuktian keempat adalah dari sisi derajat kesempurnaan. Kalau kita amati, seua yag ada di dunia ini memiliki tingkatannya masing-masing. Ada yang gelandangan, sederhana, kaya, konglomerat, dsb. Kasih, kebajikan, keindahan, kebaikan, semuanya ada tingkatannya. Peribahasa “kasih anak sepanjang galah, kasih ibu sepanjang jalan”, secara tidak langsung menunjukkan ada tingkatan dan derajat kasih. Jadi, semua tingkatan berpartisipasi dalam sesuatu yang tingkatannya yang paling tinggi. Semua yang ada di dunia ini tidaklah sempurna, namun semuanya ada karena partisipasi dalam sesuatu yang tingkatannya paling tinggi. Tingkatan yang tertinggi inilah yang disebut “Tuhan, Sang Maha Sempurna.”
  1. Dari desain dunia ini dan tujuan akhir
Pembuktian yag kelima ini adalah dari sisi desain dunia ini dan tujuan akhir ini adalah sesuatu yang dapat dibuktikan di dalam hidup kita sehari-hari. Kita setiap hari melihat jalan raya, jalan stapak, dsb.  Apakah mungkin kalau kita mengatakan bahwa jalan tersebut ada dengan sendirinya, tanpa ada yang mendesain dan membangun. Semua terjadi karena ada yang mendesain dan tidak mungkin terjad dengan sendirinya. Kalau kita percaya bahwa rumah kita didesain oleh diri sendiri atau arsitek yang mendesainnya, bagaimana dengan bumi ini, gaya gravitasinya, dan juga sistim tata surya? Apakah terjadi dengan sendiriya? Desain alam semesta ini jauh lebih sulit daripada desain rumah kita. Kalau kita percaya bahwa arsitek yang mendesain rumah kita maka kita juga harus percaya bahwa Tuhan-lah yang mendesain bumi dan seluruh isinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar